Pasca-Reformasi Dari Pemuda Gagah Berani Menjadi Anak Manja

Indonesia, negara yang dengan ridho Alloh SWT merdeka pada 17 Agustus 1945 dari belenggu penjajah yaitu Belanda dan Jepang. Dengan persenjataan yang kurang atau pun bisa dikatakan pas-pasan para pejuang pra-kemerdekaan mampu memberikan perlawanan kepada para penjajah, pejuang dengan prinsip hidup " NKRI Harga Mati" tak kenal takut untuk menghadapi penjajah-penjajah dengan senjata yang lebih lengkap dan lebih canggih.

Kita semua sudah tahu bahwa Indonesia telah dijajah oleh Belanda sekitar 300 tahun lamanya, selama itu pula penjajah tersebut mengeruk kekayaan alam Indonesia untuk mencukupi kebutuhan negaranya karena pada saat itu adalah masa revolusi industri dimana negara-negara eropa yang maju dalam bidang iptek sedang gencar-gencarnya mencari budak, bahan alam, dan mineral diberbagai belahan dunia lain, dengan kedok awal sebagai tamu atau pembeli namun lama-lama memonopoli, dan menjajah negeri orang lain itulah sifat licik orang-orang eropa pada masa itu. Namun persaingan tidak hanya dalam bidang industri saja, dalam segi militer pun juga yaitu Perang Dunia I perang ini dipicu oleh persaingan industri dan juga perbedaan ideologi, perang yang menyebabkan jutaan jiwa melayang baik dari tentaranya maupun warga sipil dan juga perang yang memicu negara lain untuk ikut campur, pada masa itu bumi benar-benar sedang diselimuti darah.

Perang dunia I mungkin sudah usai setelah gencatan senjata, namun seperti game yang hanya dipause saja negara-negara maju malah tambah bersemangat untuk memodernisasi alutsista negaranya, akibatnya terjadilah Perang Dunia II. Pada masa perang dunia II Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dan memberikan wilayah kekuasaannya di Hindia Belanda ( Indonesia ) untuk Jepang. Dengan begitu Indonesia menjadi jajahan Jepang, sama halnya seperti otak licik penjajah-penjajah lain, pada masa awal kedatangan Jepang, Jepang mendeklarasikan diri bahwa Jepang adalah pelindung Asia namun akhirnya pun sama penindasan kepada rakyat Indonesia. Baik pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang perlawanan oleh bangsa Indonesia terus dilakukan karena pada masa penjajahan Belanda di Indonesia masih berupa kerajaan-kerajaan dan tidak ada persatuannya serta mudah untuk diadu domba, perlawanan dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil anti-penjajah dengan melakukan taktik gerilya contoh : Pangeran Diponegoro. Saat penjajahan Jepang, satu persatu bangsa Indonesia yang berpendidikan mulai bermunculan untuk menyuarakan persatuan bangsa Indonesia untuk merdeka dari belenggu penjajah, perjuangan dilakukan baik secara militer maupun diplomasi. Dengan kehendak Alloh SWT, Jepang akhirnya menyerah kepada tentara aliansi barat atau sekutu karena dua kota besarnya di serang dengan Bom Atom, mendengar penyerahan Jepang kepada tentara sekutu Bangsa Indonesia pun mendeklarasikan kemerdekaan. Pejuang tidak hanya pra-kemerdekaan saja namun pasca-kemerdekaan pun juga ada karena Belanda kembali melancarkan Invasi Militer ke Indonesia.

Mempelajari sejarah bisa membuat kita tahu, siapa kita sebenarnya , dan untuk bisa menjadi hebat kita cukup menjadi diri kita sendiri. Pemuda Indonesia pada zaman penjajahan dengan gagah berani melawan para penjajah walaupun mereka tahu mereka memiliki banyak keterbatasan sama halnya juga untuk para pejuang pasca-kemerdekaan. Pada masa orde baru, masa dimana Indonesia sedang gencar-gencarnya membangun yang dipimpin oleh Bapak Presiden Soeharto, Anak-anak bangsa yang sedang atau telah belajar dari dalam maupun luar negeri dipanggil untuk ikut serta membangun dan memberikan inovasi terkait pembangunan Indonesia. Ridho Alloh SWT tercurahkan untuk kemajuan Indonesia pada masa Orde Baru karena pemuda-pemudanya dengan semangat mengabdikan dirinya untuk kemajuan Indonesia, namun pada akhir abad 20 atau tahun 1998 Indonesia mengalami krisis moneter dan ekonomi yang membuat rupiah melemah, demo terjadi dimana-mana terutama di Jakarta dan kota-kota besar lainnya menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, inilah awal kehancuran moral dan pola pikir pemuda Indonesia. Di saat sedang makmur tidak bersyukur, disaat diuji dengan krisis malahan menuntut pemimpin untuk mundur dan tidak memberikan dukungan atau pun do'a kepada pemimpin seperti pepatah " Habis Manis Sepah Dibuang". Namun menurut saya provokator dari para oposisi ini adalah orang-orang yang merasa hebat namun tidak dipakai dalam pemerintahan, jadi mereka mencari kondisi dimana suatu saat mereka bisa berkuasa dengan cara memperparah kondisi negara terlebih dahulu, tapi inikah jiwa nasionalsime? atau kalau di Naruto disebut " Hi No Ishi " ? jika dalam serial naruto orang-orang oposisi ini contohnya adalah tokoh yang bernama Shimura Danzou orang yang sangat berambisi untuk menjadi hokage dengan cara apapun dan memanfaatkan serta memboikot pemerintahan disaat kondisi pemerintahan sedang lemah.

Dengan mundurnya Presiden Soeharto, inilah awal reformasi, HAM mulai ditegakkan, Pasca-Reformasi pasca dimana keadaan tidak berubah menjadi lebih baik, pola pikir dan tindak tanduk pemuda mulai berubah, rupiah tetap lemah, korupsi makin transparan ( dulu dibawah meja, sekarang sampai meja-mejanya pun ikut di korupsi), masyarakat menengah mulai jatuh miskin, Indonesia menjadi negara pengkritik, HAM dikoar-koarkan tapi dengan HAM juga para penjahat bisa santai, dan dibebaskan.

Khusus mengenai pemuda setelah reformasi, kita bisa melihat sendiri kenyataan yang ada, berapa persen dari sejumlah pemuda yang mementingkan kepentingan negara dari pada kepentingan pribadinya? pemuda sekarang sibuk pacaran, foya-foya, glamour, sedikit-sedikit menuntut orang tua beli ini beli itu, kalaupun ada demo oleh mahasiswa, apakah demo bisa menyelesaikan masalah? apakah kritik dapat memajukan negara Indonesia? jika memang kritik dan demo bisa memberikan kemajuan pembangunan dan kesejahteraan rakyat  Indonesia seharusnya dari 5 atau 7 tahun yang lalu Indonesia sudah menjadi negara maju. Atau pun buruh yang demo kenaikan gaji sampai 3,7 juta, Uang memang penting namun lebih baik bersyukur dengan apa yang kita dapatkan, "Sebanyak apapun uang yang kita terima atau miliki pasti kita merasa kurang cukup terus jika terlalu banyak program , itulah sifat angkara murka manusia". Saya yakin orang yang bersyukur, walaupun rezeki yang diterimanya sedikit pasti akan cukup untuk kebutuhan hidupnya. Orang jaman sekarang terlalu mendambakan hidup glamour dari pada hidup sederhana untuk kepentingan status sosial hal ini sama sekali tidak sejalan dengan sunnah rosul. Sehingga pemasukan lebih banyak dari pada pengeluaran. Yang saat ini dituntut oleh masyarakat Indonesia adalah tentang urusan perut mereka sendiri, tidak seperti leluhur kita yang berjuang demi negara, " pemuda gagah berani itu sekarang menjadi anak manja "

Negara Indonesia memang memiliki sisi keburukan dan sering tidak konsisten, Tapi Bagaimanapun Juga Saya Masih DodoTheProf dari Indonesia,!!! saya akan tetap terus bangga dan mencintai Indonesia !!!

Artikel Terkait

=================================
- Berkomentarlah Yang Sopan
- Tidak Diperkenankan Memasukan Link Aktif Pada Isi Komentar
- Berkomentarlah Sesuai Dengan Content
=================================
EmoticonEmoticon