(WISATA RIAU)
Liburan akhir tahun telah berada di depan mata, kemana tujuan kami masih digodok, karena melihat lonjakan harga tiket pesawat terbang yang sudah tidak normal lagi, seperti biasa jika ingin berlibur kami enggan membeli tiket di biro perjalanan atau agen – agen, karena kalau ditanya pasti jawaban mereka tiket habis dan harga kelewat tinggi, menghadapi situasi demikian , saya coba sendiri cek di Internet dan langsung menuju Website resmi milik Airline, ternyata di luar dugaan harga berbeda jauh dan tiket masih ada, tidak mengerti mengapa bisa demikian.
Seperti biasa liburan kami lebih banyak menuju pulau Sumatera, untuk ke luar negeri negara tetangga walau harga tidak terpaut jauh, kalau bukan dalam tugas dan undangan kami sekeluarga akan lebih memilih berwisata bersama orang tua yang tinggal di Kabupaten Siak, Riau.
Banyak tempat wisata di Riau yang pantas di jadikan mencuci mata, luhurnya budaya bangsa dilengkapi dengan bangunan cerita bersejarah kerajaan Melayu di Indonesiadapat ditemukan di setiap sudut – sudut tanah Lancang Kuning ini, ada Kerajaan Pelalawan juga Kerajaan Siak.
Untuk mencapai kedua lokasi peninggalan kerajaan Siak dan Pelalawan, dari Jakarta dapat dilalui dengan kendaraan darat terus menerus, melalui lintas timur Sumatera, jika naik bus umum dari Jakarta untuk kelas executive biasanya di bandrol seharga Rp 450.000 per orang sudah termasuk ongkos penyebrangan kapal laut atau melalui bandara Sultan Syarif Kasim II Pekan Baru, dari situ akan ada taksi – taksi dengan harga tanpa argo kilometer, tetapi harga patokan sudah ada dalam panduan mereka, untuk menuju Pelalawan atau Kota Pangkalan Kerinci sekitar Rp 250.000.
Di Kabupaten Siak dan Pelalawan kami memiliki keluarga besar, mereka hampir semuanya membangun rumah serta usaha di pinggir jalan lintas timur Sumatera, membuka kios kebutuhan sehari – hari, rumah makan bahkan ada yang menjadi petani Kelapa Sawit, di daerah ini banyak bukit – bukit dan kawasan rawa gambut dan sungai, jadi untuk berpergian antar desa saja rakit – rakit penyebrangan menjadi transportasi vital.
Sungai Siak yang besar dan panjangnya menurut cerita masyarakat tembus sampai ke perairan selat Malaka menyimpan sejuta cerita pra kemerdekaan yang patut di kenang dan selalu diingat, Sulthan Assjaidis Sjarif Kasim II rajanya telah di anugerahi Pahlawan Nasional RI atas jasa- jasanya, diatas sungai ini ada jembatan penyebrangan yang jika hari libur ratusan masyarakat dari berbagai penjuru akan datang menikmati suasananya, di sekitarnya banyak ditemukan para penjaja jagung bakar juga duren.
Bulan January 2012 sepulang dari Misa hari Minggu di sebuah kapel stasi yang lokasinya ditengah kebun Sawit, kami membawa nasi dan lauk pauk dari rumah sebagai bekal menuju Istana Siak, kurang lebih 3 jam perjalanan dengan kendaraan pribadi bersama keluarga 2 orang diantaranya anak usia sekolah.
Perjalanan berkelok turun naik terkadang membuat darah dan jantung berdesir disertai berdegup – degup, karena sering kali ada truck kayu bermuatan lebih dalam jalanan menanjak terkadang berhenti ditengah jalan, menurut adik sepupu saya yang mengendarai mobil kami situasi seperti ini sering kali terjadi, jika supir tidak tanggap bisa ditebak apa jadinya.
Tetapi kebanyakan supir lintas Sumatera sudah sangat paham betul dengan situasi demikian, sehingga liburan tetap terus berkesan, untuk memasuki bekas Kerajaaan Siak yang sudah jadi aset budaya pemerintah ini, setiap pengunjung dikenakan tarif Rp 3.000 untuk dewasa, sedangkan anak – anak Rp 2.000, utuk Turis dewasa Rp 10.000 bagi anak – anak Rp 5.000, tidak lupa alas kaki harus dilepas untuk memasuki setiap ruangan.
Banyak pertanyaan di ajukan oleh anak dan saudara kami yang masih usia sekolah, siapa itu pertanyaan mereka akan photo yang dipajang dan tentang kegunaan senjata yang dipajang seperti pedang, tombak dan meriam, pemandu wisata ditempat ini juga dengan ramah mau menceritakan detail
Setelah naik turun melihat keseluruhan di Istana Siak, kami segera mencari tempat untuk menikmati bekal yang telah dipersiapkan, nah ada tempat kosong di pinggir sungai, ayam goreng sayur singkong hasil ternak dan tanaman di kebun belakang rumah orang tuaku menjadi lauk pauk makanan kami, sambil memandang gelombang air hasil deruan kapal – kapal motor yang lalu lalang, jadi dengan harga dan ongkos terbilang murah kami sudah dapat menikmati liburan dengan paket lengkap.
Selamat merencanakan liburan akhir tahun ini, sukses selalu ditahun yang baru
Merdeka !!! Hare
=================================
- Berkomentarlah Yang Sopan
- Tidak Diperkenankan Memasukan Link Aktif Pada Isi Komentar
- Berkomentarlah Sesuai Dengan Content
=================================
EmoticonEmoticon